
begitu berat kau melangkahkan kaki ke depan
padahal si pandir
selalu menghapus bayang-bayang masa kelammu
dan berharap dapat menambal lubang bahtera
yang kau tumpangi waktu itu
terkadang ia selalu merenung
apakah dirinya kelak merasakan apa yang kaualami
di atas deburan samudera biru
ia selalu berbisik lirih dipelukanku dan berkata
"wahai sobat, padahal bahtera itu bukan miliknya lagi"
Zahra, 15-04-2010
*sekadar renungan untuk puisi berjudul "MAAF...!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar