Untuk Adik-Adikku Tercinta


Ahlan Wa Marhaban Wa Ahni'ukum Bihudhurikum

Ternyata kalian sudah besar adik-adikku. Dengar sayang, aku tidak berharap banyak dari kalian kecuali pegang teguh tali silaturahim di antara kita, karena bagaimanapun, keluarga adalah pondasi utama dalam setiap butir kesuksesan.

Bersyukurlah kita mempunyai Buya & Umi miskin akan harta, tapi ingat, mereka sangat kaya akan ilmu. Tak usahlah gundah gulana, Kita bak tali simpul yang tergurai, kalaupun ruh masih di kandung badan tak lah aku terbang kelangit ketujuh.

"lewat kalian, kutitipkan rindu teruntuk Buya dan Umi di sangkar burung merpati."

Di Selat Bhosporus


Ya Tuhan, bunga-bunga dari altar suciMu
Bertaburan di pucuk imajinasi
Sungguh kalaupun Engkau mau
Akan kuhanyutkan bunga-BungaMu di selat Bhosporus
Biar mereka tahu
Bahwa aku punya segenggam cinta

Tanta, 7-12-2009

Ya Ya Ya!!


Jika rindu
Katakan, ya!

Jangan sesali
Apabila simpul-simpul cinta Qays
Terputus oleh awan hitam

Tanta, 05-12-2009

Kota Benteng


Di hilir sungai Mookervart
Bibit-bibit cinta bertaburan
Di sirami titik-titik air mata Waldayn
Harum wangimu tercium kemanapun bumi kupijak

Ya Tuhan
Riak Cisadane selalu menggelitik cuping telingaku

Kota Benteng
Mozaik Ilahi jelmaan melati putih
Tak pernah berubah menjadi merah
Walau bersimbah darah para laskar abdi bangsa

Di sini
Senyum dan rindu
Aku dibuatnya

Tanta, 02-12-2009

Lemon Tea


"dalam secangkir teh, lemon tetap menjadi favorit walau terkadang sukar di peras. kalaupun engkau mau, maka ambilkan aku sebilah sembilu biar kupakai untuk mengiri-iris lemon. kalaupun tetap tak ada, ada baiknya kau bawakan aku sesendok jahe, mudah-mudahan dengan cara ini ia dapat menghangatkan tubuhku yang kedinginan, ya walaupun teh dan jahe suatu perpaduan yang aneh menurutku."

وانا بين ايديك Wana Ben Idek




نانسي عجرم - وانا بين ايديك

وانا بين ايديك
محتاجة ايه ؟
فى حاجة اكبر من كده !
ولا عمرى كنت احلم فى يوم
اعيش حياة بالشكل ده

كل اللى فات من عمرى فات
ومش بايدنا نرجعه
خلينا اكتر فى اللى جاى
مبقاش فى وقت نضيعه
وانا مش هضيع عمرى تانى
لو ثوانى هينفعو

انا مش هفكر فى اللى فات
انا عمرى لسه فى اوله
كفاية انى بقيت معاك
ومعاك هعيشه واكمله


كل اللى فات من عمرى فات
ومش بايدنا نرجعه
خلينا اكتر فى اللى جاى
مبقاش فى وقت نضيعه
وانا مش هضيع عمرى تانى
لو ثوانى هينفعو

Siberbey, 22-11-2009


"dan aku rasa, aku sudah cukup dewasa untuk mengatakan cinta kepada seorang perempuan. Ini natural, karena aku seorang manusia, terlebih aku adalah seorang laki-laki."

Rokok Tua

Beberapa waktu lalu aku sempat berjumpa dengan kawan lamaku, selepas isya, sebelum terbang ke negeri kinanah. Tak sampai seperempat jam kami berbasa-basi, tanpa ragu aku mengeluarkan sebungkus Djarum Coklat dari saku kiri jins biruku. Di lihat dari paras wajahnya, aku yakin kawan lamaku itu merasa heran, kenapa laki-laki seumuranku mau dan merasa ridha menikmati rokok yang di gila-gilai kaum Adam papan atas itu, sambil menyulut api serta merta kuberkata, "orang tua sudah terlalu banyak makan asam garam kehidupan, dan aku yakin mereka juga sangat paham dalam hal yang satu ini, cita rasa". "kuharap kau baik-baik saja dan moga saja si Coklat tak lekas membuatmu kolot" tangkisnya, kubalas dengan nada enteng, "tapi aku suka tingkah orang tua, kolot". Tanpa banyak bicara ia hanya tersenyum kecil kepadaku dan berseloroh dengan nada gurau, "orang tua." kemudian, toh pada akhirnya kami asyik saja menikmati si Djarcok dalam buaian malam kota Tasikmalaya.

Tetap Disisiku


Di sini
Berjalanlah
Di sisiku

Aku mau
Kita raih bersama
Surga Tuhan

Tanta, 17-11-2009

Siberbey, 04:37am



"ballahah, kurasa malam ini kau semakin manis ketika sang maestro mulai mempersembahkan moonlight sonata buat kita, dingin memang, tapi tak apalah biar kutitipkan saja pada selimut merah marun bergaris hitam di pojok lemari."

Terperangkap


Sebulir debu
Terkungkung dalam tempurung
Gelap tanpa cahaya

Lentera kecil berkelip di bawah nalar
Hampir redup di makan api
Menari-nari bak Kuchuk Hanem
Bertubuh lentur, berselendang sutra

Tak bersisa
Walau sang mentari
Mulai menari di langit biru

Tanta, 13-10-2009

Undanglah Aku II


Tuhan, mereka mulai beranjak meninggalkan bumi kinanah

Di laut mereka merindukanMu

Di udara mereka memujiMu

Di darat mereka mengelu-elukanMu

Malam ini hanya namaMu yang membasahi bibir mereka

Lantas, kapan Kau undang aku turut serta ke pesta tahunanMu


Tanta, 13-11-2009

Sketsa Bunda

Bunda, cintamu membangkitkan jiwa kerdilku
Tak perlulah Mother Teresa
Dirimu sudah cukup bagiku

Bunda, kalau bukan karenamu, aku mati
Karenamu jua aku ada

Tanta, 12-09-2009

Malam, 8 November 2009


"dan kalaupun mozaik cinta masih menghiasi rumah impian, maka denganmulah kan kuraih kesempurnaan hidup."

Wit


Kamu, cintamu
Telah terpatri
Di celah hati

Tamsil merah mawar
Indahmu terus merayu
di gapuraku
Menggema
di antara timur dan barat

Aku adalah cairan lengket madu
Yang di peluk indah
perasa manis cintamu
'usyq Syadid, terasa di pekat tatapan
Dan cumbu bayangmu

Aku dan dirimu
Memadu cinta
Di atas badai samudera
Membumbung indah
Di terpa gelombang
Kemudian bercerita lewat Khayali

Aku adalah dirimu
Asyik bercumbu dan merayu
Memadu kasih
Di singgasana awan hitam

Tanta, 1-11-2009

Awan


Dua hari ini, semilir awan Alexandria berlari kencang dan berlomba dengan deru suara roda kereta, sambil membawa sekeranjang mawar merah. Kemudian memayungi pelipis mataku dengan warnanya yang mulai meneduh.

Kafr Dawar, 04-11-2009

Sebatang Cleopatra


Sebatang cleopatra
Menemani di malam pertama hujan turun
Asapnya meliuk indah ditatapan kosong
Berlenggak dan menari tenang di udara
Sambil membawa pesan-pesan dari bawah nalar

Sebatang cleopatra
Terlilit indah di antara jari-jari berwarna coklat
Disulut demi memadamkan bongkahan bara

Sebatang cleopatra
Bak cairan panas yang bergolak
Dan mengepulkan uap ke awang-awang
Bergejolak menghampiri tangis

Sebatang cleopatra
Berkata lewat jerat jerit hati
Dan jaring-jaring putaran waktu

Sebatang cleopatra
Bercerita melalui kehidupan
Kemudian menjelma sebagai daun muda
Yang tertancap hampir tumbang
Di hempas badai sahara

Sebatang cleopatra
Membawa terbang menantang cakrawala
Dari liukan asap putihnya yang menyendiri
dikepingan hingar bingar
Nafas keangkuhan realita

Sebatang cleopatra
Pengulum senyum

Sebatang cleopatra
Pengubur lara

Damanhur, 26-10-2009

Empat Laki-Laki dan Penerjemah


Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, "Aku akan membeli anggur."
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, "Tidak, karena aku ingin inab."
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, "Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum."
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, "Aku ingin stafil."
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.

Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, "Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu."

Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.

Jalaluddin Rumi

Rumah Para Pecinta



Oh Rumi mengapa kau mesti hidup
Oh Qays andai kau tak pernah di lahirkan
Aku yakin
Kau tak kan pernah gila
Karena Laila

Tapi aku tahu, antara kalian denganNya
Ada tetes-tetes cinta
Yang bercucuran di lembah masyuk

wahai Jalaluddin Rumi
Ruhmu bersemayam dalam arsyNya
Wahai Majnun
Hakikat cintamu ada padaNya

Tanta, 22-10-2009

Serambi Cinta


Senyummu membuat ruhku tak mau pulang
Dingin, terinjak kesendirian di atas hampa
Terpaku pada kerlipan nakal sang bintang
Berkalung rindu berzikir cinta

Duhai cinta aku menangis di hadapanmu
Syahdu dirimu nyaring di telingaku
Tak lekang di halau waktu
Bersemayam di relung-relung kalbu

Kalaupun ada sehelai daun terpaksa jatuh dari hatimu
Maka akulah orang pertama yang mesti menyimpannya

Alampun bersaksi di atas kisah kasih
Tentang butir-butir peluh sepasang kekasih
Berlari menerpa awan pekat di serambi rumah
Mencoba redupkan bara dan amarah

Di peraduan
Kau yang selalu duduk manis di bukit cintaku
Aku dan dirimu
Adalah hakikat cinta Laila Majnun

Tanta, 18-10-2009

Petirku


Segumpal awan mendung berlari kecil di ambang nirwana
Tak berarti titik-titik air akan berjatuhan di muka bumi

Hanya karena kepongahan saja
Sang Petir terpaksa berkata
Aku adalah penguasa jiwa-jiwa yang murung dan tertekan
Hanya akulah permata cahaya dipekatnya malam

Hening bergeming
Gelap menyapa
Dan mata batin pun tertutup
Ketika Sang Nuri tak lagi bernyanyi

Tanta, 16-10-2009

MencumbuiMu


Allah Allah Allah
Kusebut diriMu
Dengan ucapan manis
Aku menggodaMu

Mulai mencumbuiMu
Adalah keasyikan tersendiri buatku
Yang berharap menjadi gelandangan di ujung masyuk

Allah Allah Allah
Biarkan bisa cintaMu meracuniku
Padam bergilir menjadi butiran cahaya

Allah Allah Allah
Kuucap begitu mengharap cintaMu
Tebarkan semerbak cinta di altar suci

Antara aku dan diriMu
Bersatu meruyak lewat hembusan nafas cinta
Antara aku dan diriMu
Ada butir-butir cinta

Tanta, 16-10-2009

Gerbang Satu


Tertutup kemudian terbuka
Terbuka dan tertutup
Maha Adil Tuhan
Yang menciptakan segalanya berpasang-pasangan

Tapi, bukan itu yang kumau, sungguh
Aku adalah sebongkah berlian
Hanya saja belum di asah

Sadar
Sadar
Sadar
Ya aku sadar

Aku keindahan
Aku lambang kesempurnaan
Itu potensiku, itu aku
Menjadi sebuah berlian kecil yang terasah indah
Dari sebongkah batu putih terhalang lumpur

Jumat malam mengilhamiku
Ke gudang aku menemukanmu
Telah kuterima pahat mungil darimu
Telah kuambil gurinda darimu
Telah kurenggut ruh pemberontakmu

Ingin aku bersatu denganmu
Mengetukkan pahat di badan bongkahan berlian putih
Menggoyangkannya di depan gurinda
Dengan tekad dan ruh penasaranmu
Aku mau

Tertutup dan terbuka
Aku tak mau
Yang kumau
Berlian kecil tanpa lumpur
Yang tergeletak indah
Di antara tutup dan buka hidupku

Tanta, 10-10-2009

"kudedikasikan untuk guruku tercinta yang mampu memformat kepala batuku hanya dalam empat hari, Ust. Udo Yamin Majdi. Semoga Allah selalu memberkatinya"

Undanglah Aku I


Ya Rabb
Undanglah aku kepestaMu
Di Baital Haram

Ingin rasanya
Aku mencicipi
Nikmat tiap tetes anggurMu
Di sana

Dan bercinta denganMu
Di atas kiswah

Tanta, 08-10-2009

Detik-Detik


Aku berkata lewat emosi
Yang terpagar oleh benteng

Dengar
Malam pun tahu
Bahwa aku benar-benar terasing
Di tanah para Nabi

Pulau kelapa selalu merayuku
Dengan selusin senyum merekah
Di setiap lekukan bibir-bibir indahnya

Tuhan
Berilah aku
Atau setidaknya
Pinjamilah aku

"tongkat Musa"

Biar kupakai
Untuk menunjukkan arahMu
Kau pun tahu
Aku buta

Atau
Pijamilah aku

"turin Yesus"

Biar kupakai
Untuk menutup malamku
Kau pun tahu
Aku 'uryan

Tanta, 05-10-2009

Legowo dan Realistis

Dalam menjalani kehidupan seyogyanya kita sadar tentang realita kehidupan, tentang apa yang kita hadapi sekarang ini, tentang kenyataan pahitnya hidup dan memang tidak bisa dipungkiri setiap kita pasti mengalami hal yang demikian, sebagian di antara kita dapat dengan mudah melupakan dan membungkusnya dengan rapih kemudian ia tenggelamkan bersama memori kelam lainnya di dalam ruang yang seakan-akan ia sendiri tidak kenal, tapi mungkin tidak bagi sebagian orang yang tidak dengan mudah melupakan pengalaman pahit.

Tapi kumohon, sudahlah, idak sewajarnya kita selalu terbuai oleh masa-masa yang sudah kelam, selalu memikirkan hal yang usang menurutku adalah pekerjaan sia-sia belaka, ya lebih tepatnya seperti tingkah bayi yang hendak menjadikan air terjun sebagai tombak, kalau pun kita berbicara tentang wacana menghindari kejadian buruk untuk kedua kalinya atau dalam artian lain tidak terjatuh pada lubang yang sama itu sah-sah saja toh itu kan pijakan dasar dalam spirit sosial sebagai antisipasi kejadian buruk sedini mungkin.

Kekelaman sejarah bukan jalan alternatif menuju senyum dikemudian hari, justru dengan mengungkit-ungkit kelamnya sejarah, senyum dan kegetiran disadari atau tidak akan menjadi bumerang bagi pemegangnya, perlu diketahui sejarah kelam hanya berfungsi sebagai lampu petunjuk jalan menuju masa depan agar tidak terjerumus pada hal yang serupa, dan tidak untuk lainnya.

Maka dari itu sudahlah, songsong dunia baru bersama orang-orang baru yang mencoba mengajakmu berlari dan tertawa lepas. Tidak mudah memang berlari ketika kaki baru saja terlepas dari pasungan, tapi sekali lagi diam dan berenang dikubangan kesedihan bukanlah solusi.

Cobalah mengerti, kita manusia, makhluk individualis yang membutuhkan sesuatu dari yang lainnya, simbiosis mutualisme mesti dan selalu berjalan secara berkesinambungan. Membagi-bagi kegetiran secara vertikal bukanlah tindakan terpuji, dengan cara ini siapapun mereka yang dekat denganmu kelak akan merasakan kegetiran yang sama terus turun-temurun.

Sudahlah, biarkan ia terbang dan memilih arahnya sendiri, ia bukan milikmu dan bukan hakmu lagi, tapi kalaupun engkau tetap bersikeras dengan argumen bahwa kau tak dapat lari dari pasungan sejarah kelammu, maka pergi dan tangkaplah ia, kesempatan masih ada dengan catatan kau mesti sanggup mengejarnya, dan menghindari duri yang lambat laun akan menusuk jantungmu.

Pengharap


Tuhan
Rahmatilah kehidupan dan kematianku
Kalau bukan kepadaMu aku berharap
Lalu kepada siapa lagi kuharus mengharap

Engkau yang esa
Berkuasa atas segala sesuatu
TanpaMu
Aku hanya sebuah batu

Tanta, 23-08-2009

Semalam


Pikirannya berkeliaran keseluruh pojok angkasa
Semenjak melihat perkelahian antara petani kurus berbahu legam
Dengan seonggok tanah liat

Kebiasaan yang tak biasa
Terus mencangkul demi segenggam beras jagung
Dari hasil perkelahian antara tanah dan terik

Hancur beterbangan
Seperti debu yang ditarik badai

Tanta, 2009

Pecah Bambu


Allah Allah Allah
Segala puji bagimu
Engkaulah Sang Penguasa
Berkehendak atas segala kemauanMu
Yang realita maupun yang kasat mata

Adalah hidup
Tempat keberuntungan dan kebuntungan berjibaku
Maka turunkanlah karuniaMu buat kami

Umur kami hanya setonggak bambu
Maka janganlah Kau pecahkan bercabang tujuh
Oleh parang takdirMu

Tanta, 20-08-2009

Coretan

Panas
Tanpa daging
Seonggok tulang tertutup ilalang

Tertawa sinis kemudian gila
Datang secangkir arosha tanpa gula

Kuharap ini bukan zat semu
Yang hanya terdiam dan terpaku

Diam
Diam
Diam

Tanta, 2009

Bening

Selalu merindukan ada setitik embun lagi yang akan jatuh pagi ini dan membasahi tanah tandus setiap paginya. Dalam sekarung mimpi sering sekali aku melihat sang periang menangis penuh iba dalam diam terkadang dalam tawanya sendiri, lalu terduduk pasrah di tengah padang gersang. Pikirku berkata, aku tahu ia menunggu para kafilah dari Mempis di barat yang akan melintasi dan membawakan setetes jatuhan embun pagi buatnya, sekedar untuk membasahi bekas bibir manis sang periang yang berganti dengan raut pucat membiru dan retak di setiap sudutnya, kering dan berbau hangus. di situ, di jalan sutera, hal itu memang sudah biasa terjadi di mana para kafilah hilir mudik membawa dagangannya dengan rumusan meninggalkan, ditinggalkan atau tetap sama sekali duduk di atas gurun antara wilayah negeri-negeri anak benua dan negeri-negeri timur nun jauh. Meninggalkan, ditinggalkan dan diam sama sekali, parahnya justru tiga kotak itulah yang harus di pilih salah satunya oleh si periang yang tadi aku kisahkan. tapi, tentu saja itu semua tergantung pada proses yang ia usahakan, setelah itu, biasanya orang orang kafilah dari Mempis atau Babilonia sering menyebutnya dengan istilah tawakkal.

Dengar, kawan, aku hanya sedikit mengingatkan kembali bahwa tiga batang kecil dalam arlojimu tak akan pernah berjalan mundur walau kau berharap hal ajaib itu akan terulang kembali. Mungkin panasnya terik gurun telah membutakan hatimu, bangunlah wahai sobat periangku walau kau mesti tertatih menunggu kafilah selanjutnya, tapi percayalah mereka akan datang menjemput dan memberimu lebih dari sekedar tetesan embun, ya air dari dua kehidupan akan kau miliki kelak, setelah itu basuhlah wajahmu dengan air suci setelah puas kau teguk, nikmati sejuknya dengan rasa penghambaan kepadaNya dan bersyukurlah lewat sujud ikhlasmu. Adukanlah kepadaNya tentang sesuatu yang kau pikirkan dan apa yang kau rasakan sekarang atau suatu hari nanti, niscaya Dia akan tersenyum dan memelukmu dengan hangat ketika kau merengek manja kepadaNya.

"Tuhan sangat pecemburu, tapi Tuhan juga sangat penyayang ".

Selasa Bergeming, Kamar Kusut. 0242180809.

Cangkir Putih Hitam

Aku adalah sang cangkir putih hitam pembawa dua harapan yang di ikat oleh kehidupan, satu untuk kehidupanku kini dan satu untuk kehidupanku kelak.

Harapan pertamaku. Tuhan, aku ingin membelai tanah kelahiranku, bersujud kepadaMu di tanah itu, menciumi aroma tanah yang disirami tetesan hujan selasa petang dan menikmatinya sepanjang hayat. Memang tak disangka, aku dan Ibuku menyukai hal yang sama. analogi kami, tetesan hujan di tanah kering adalah perpaduan aroma khas yang dapat menenangkan jiwa, karena demikian kesukaan kami maka ulangi lagi hal itu untuk kami, Tuhan. Harapan keduaku. Kelak, pertemukan aku denganMu.

Pagi ini sang alam menebar pancaran keindahan dan pesonannya lewat jaring-jaring emas dari taman firdaus, disana terlihat beberapa Wildan menari-nari lincah di tepi sungai madu sambil menjinjing sekeranjang anggur hijau yang manis nan ranum. Aku sang cangkir putih hitam berkata dalam renungan;

"oh Tuhan, aku berharap Engkau tidak akan pernah menjadikanku seorang yang teraniaya".

Implementasi 2:201, Siberbay. 0852150809.

Ehud

Allahu…

Allahu…

Allahu…

Yahwa…

Yahwa…

Yahwa…

Yaa Ilah…

Ilahi Yaa Ilahi…

Rabbi…

Rabbuk…

Rabbuna…

Wa Rabbukum…

Ehud, Ehud, Ehud, "Yaa khaalid"…

Ketukan Pahat, Souq Gomah. Tanta, 0738080809.

Yurga


Ya Rabb, aku tahu
Kesakitan hanya salah satu esensi tanda kehidupan
Dalam dunia

Fainnaka Syaafi
Kalaupun Engkau ciptakan kesakitan
Maka turunkanlah kesembuhan
Untuk kekasih dan Ibuku

Pesan Dari Hamparan Gunung. Souq Gomah, 1902080809.

Diam


Diam, ya sudah diam saja

Hemat dan pelihara tenaga Bapak Ibumu

Alah mak, jang!!

Jangan pernah bercita-cita dan bermimpi menjadi keparat di depan orang tuamu

Tanta, 08-08-2009

Bunga Rampai Pelipur Lara

Terjepit pada jurang ketidakpastian, sepasang mata lelah mencoba menatap harapan usang jauh diujung tatapannya, ia selalu saja berkoar tentang dua kata "harapan dan berharap".

Dua buah kata pelipur lara bagi Sang Nuri dalam sangkar emas. Seperti berbicara dengan sebuah cermin. Diam di balas diam, gerak di balas gerak, tertawa iapun ikut, menangis iapun pilu. Ia lakukan secara literal tetapi kosong dalam substansi. oh Tuhan, lagi-lagi terbentur pada sang harapan. Ya harapan, butiran beras yang menggiring seekor unggas yang bersungut-sungut karena lapar atau memang obsesi dalam hidupnya.

Bodoh. Tapi, toh memang esensi manusia pada sisi lainnya adalah seekor hewan, ya sifat hewani. Bisa jadi sejenis primata yang merayap ditebing metropolitan tetapi bertubuh Einstein atau mungkin sesosok pemuda kurus seperti JP. Coen yang mengembara ke Venesia.

jenuhnya mengharap tanpa perasaan yang sama, atau setidaknya Sang Nuri tak merasakan hal yang sebaliknya.

Dan, hampa …

Berwujud tapi tak terlihat
Dekat tapi teramat jauh.

Ya!!
"harapan dan berharap, dua kata yang selalu bernyanyi dalam sangkar emas".

Kinanah Berdebu. Tanta, 1427070809.

Bisik Melati Putih



Mencintai setiap desah nafas kehidupanmu
Bukan hanya sekedar tarian tangan Tuhan lewat ketentuanNya

Wangi lilitan melati putih di antara bibirmu
Terus saja menjadi manifestasi harapan baru

Aah ...
Tuhan selalu saja memujimu di depanku
Dan mengujiku di hadapanmu

Siberbay, 07-08-2009

Substansi


Terkadang kejenuhan akan menjadikan kita seorang petualang handal yang haus akan hal baru, kemudian berjingkrak girang ketika melihat sebuah sampan mahakarya sang pelamun ditepian lembah harapan dan mencoba berlayar mengitari alam bawah sadar sembari berharap dapat menggapai harumnya aroma Dewi Fortuna dalam khayal.

“bukan akal sehat yang kami gunakan. Tapi, emosilah yang menjadi haluan layar”

Jangan selalu salahkan kami, kami adalah kejenuhan yang terlahir dalam rahim semumu yang telah lama kau timbun. Kau menimbun tapi tidak berusaha untuk memeliharanya.

“cobalah, dulu. Rubah haluan kami…!!”

Dan, mencoba berlayar hanya sebatas untuk menemukan Pulau Baru sebagai sebuah pelampiasan jenuh.

Mendung di Musim Panas. Damanhour, 300409.

Aku Ingin Pulang

Bawa aku pulang, kawan. Karena tetesan mutiara yang menguap dari ladang kering pun tak kan pernah dapat melunakkan sang fatamorgana keemasan berbalut semu di langit-langit kehidupan yang selalu menyapa lewat decak kagum dan rasa takut berbaur dan bercumbu mesra lewat canda, tawa, sedih, dan tangis di atas tembok kusam berduri yang telah mendengkur ribuan tahun lalu. Mungkin sesekali kita perlu merintih kesakitan untuk sekedar dapat mengingat memoar.

Perlu kita ketahui, sobat. Bukan hanya Si Pandir saja yang selalu berkata bodoh, Tapi seorang pecinta sejati pun selalu menari kegilaan di atas papan berwarna coklat tua tanpa harus bergumam dalam lumpur kausalitas dan relatifitas, ia hanya akan berkata;

“karena aku adalah Dia”

Sehelai Selendang Yang Melilit Leher. Damanhour, 1654250209.

Percayalah, Bahwa Anda Adalah Seorang Manusia

Saya yakin anda akan merasa lega setelah anda mencoba untuk memahami isi hati dan menceritakannya kepada seseorang yang anda percayai. Memang suatu kebodohan terbesar dalam sejarah dunia setelah usainya perang dunia kedua jika ada seseorang dengan sengaja memasukkan sepatu kirinya yang kusam kedalam mulut lebarnya dan ia berkata;

Ini hanya mimpi, bung…!!

Atau kemungkinan anda ialah salah seorang makhluk bumi setelah Pithecanthropus Erectus yang lebih suka berpanas-panas didalam kendaraan umum yang sesak oleh nafas kehidupan, andapun pasti tahu bahwa saya tidak akan pernah mengambil cerita bodoh demikian untuk sebuah dongeng pelipur lara kepada sang durjana yang bertaubat, atau bahkan dongeng sebelum tidur anak saya kelak, dan percayalah bahwa saya bukan seorang Darwinisme yang membela mati-matian seorang Charles Robert Darwin dan Jean Baptiste de Lamarck atas nama darah martir.

Mencoba membaca dan memahami secarik Kertas Suci dan mendengarkan dengan khidmat musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart atau Ludwig van Beethoven diatas sofa berwarna merah hati mungkin akan membantu fungsi otak kanan anda untuk mencari jati diri yang hilang, itupun jika anda tertarik.

“ingatlah Aku, niscaya Aku akan mengingatmu”

Saya percaya bahwa anda ialah seorang yang optimistis dalam hidup dan percayalah reinkarnasi itu tak kan pernah ada. Jadi, tunggu apalagi kawan, hidup hanya sekali..!!

Usai Sang Hujan Pergi. Tanta, 0423110209.