Pengharap


Tuhan
Rahmatilah kehidupan dan kematianku
Kalau bukan kepadaMu aku berharap
Lalu kepada siapa lagi kuharus mengharap

Engkau yang esa
Berkuasa atas segala sesuatu
TanpaMu
Aku hanya sebuah batu

Tanta, 23-08-2009

Semalam


Pikirannya berkeliaran keseluruh pojok angkasa
Semenjak melihat perkelahian antara petani kurus berbahu legam
Dengan seonggok tanah liat

Kebiasaan yang tak biasa
Terus mencangkul demi segenggam beras jagung
Dari hasil perkelahian antara tanah dan terik

Hancur beterbangan
Seperti debu yang ditarik badai

Tanta, 2009

Pecah Bambu


Allah Allah Allah
Segala puji bagimu
Engkaulah Sang Penguasa
Berkehendak atas segala kemauanMu
Yang realita maupun yang kasat mata

Adalah hidup
Tempat keberuntungan dan kebuntungan berjibaku
Maka turunkanlah karuniaMu buat kami

Umur kami hanya setonggak bambu
Maka janganlah Kau pecahkan bercabang tujuh
Oleh parang takdirMu

Tanta, 20-08-2009

Coretan

Panas
Tanpa daging
Seonggok tulang tertutup ilalang

Tertawa sinis kemudian gila
Datang secangkir arosha tanpa gula

Kuharap ini bukan zat semu
Yang hanya terdiam dan terpaku

Diam
Diam
Diam

Tanta, 2009

Bening

Selalu merindukan ada setitik embun lagi yang akan jatuh pagi ini dan membasahi tanah tandus setiap paginya. Dalam sekarung mimpi sering sekali aku melihat sang periang menangis penuh iba dalam diam terkadang dalam tawanya sendiri, lalu terduduk pasrah di tengah padang gersang. Pikirku berkata, aku tahu ia menunggu para kafilah dari Mempis di barat yang akan melintasi dan membawakan setetes jatuhan embun pagi buatnya, sekedar untuk membasahi bekas bibir manis sang periang yang berganti dengan raut pucat membiru dan retak di setiap sudutnya, kering dan berbau hangus. di situ, di jalan sutera, hal itu memang sudah biasa terjadi di mana para kafilah hilir mudik membawa dagangannya dengan rumusan meninggalkan, ditinggalkan atau tetap sama sekali duduk di atas gurun antara wilayah negeri-negeri anak benua dan negeri-negeri timur nun jauh. Meninggalkan, ditinggalkan dan diam sama sekali, parahnya justru tiga kotak itulah yang harus di pilih salah satunya oleh si periang yang tadi aku kisahkan. tapi, tentu saja itu semua tergantung pada proses yang ia usahakan, setelah itu, biasanya orang orang kafilah dari Mempis atau Babilonia sering menyebutnya dengan istilah tawakkal.

Dengar, kawan, aku hanya sedikit mengingatkan kembali bahwa tiga batang kecil dalam arlojimu tak akan pernah berjalan mundur walau kau berharap hal ajaib itu akan terulang kembali. Mungkin panasnya terik gurun telah membutakan hatimu, bangunlah wahai sobat periangku walau kau mesti tertatih menunggu kafilah selanjutnya, tapi percayalah mereka akan datang menjemput dan memberimu lebih dari sekedar tetesan embun, ya air dari dua kehidupan akan kau miliki kelak, setelah itu basuhlah wajahmu dengan air suci setelah puas kau teguk, nikmati sejuknya dengan rasa penghambaan kepadaNya dan bersyukurlah lewat sujud ikhlasmu. Adukanlah kepadaNya tentang sesuatu yang kau pikirkan dan apa yang kau rasakan sekarang atau suatu hari nanti, niscaya Dia akan tersenyum dan memelukmu dengan hangat ketika kau merengek manja kepadaNya.

"Tuhan sangat pecemburu, tapi Tuhan juga sangat penyayang ".

Selasa Bergeming, Kamar Kusut. 0242180809.

Cangkir Putih Hitam

Aku adalah sang cangkir putih hitam pembawa dua harapan yang di ikat oleh kehidupan, satu untuk kehidupanku kini dan satu untuk kehidupanku kelak.

Harapan pertamaku. Tuhan, aku ingin membelai tanah kelahiranku, bersujud kepadaMu di tanah itu, menciumi aroma tanah yang disirami tetesan hujan selasa petang dan menikmatinya sepanjang hayat. Memang tak disangka, aku dan Ibuku menyukai hal yang sama. analogi kami, tetesan hujan di tanah kering adalah perpaduan aroma khas yang dapat menenangkan jiwa, karena demikian kesukaan kami maka ulangi lagi hal itu untuk kami, Tuhan. Harapan keduaku. Kelak, pertemukan aku denganMu.

Pagi ini sang alam menebar pancaran keindahan dan pesonannya lewat jaring-jaring emas dari taman firdaus, disana terlihat beberapa Wildan menari-nari lincah di tepi sungai madu sambil menjinjing sekeranjang anggur hijau yang manis nan ranum. Aku sang cangkir putih hitam berkata dalam renungan;

"oh Tuhan, aku berharap Engkau tidak akan pernah menjadikanku seorang yang teraniaya".

Implementasi 2:201, Siberbay. 0852150809.

Ehud

Allahu…

Allahu…

Allahu…

Yahwa…

Yahwa…

Yahwa…

Yaa Ilah…

Ilahi Yaa Ilahi…

Rabbi…

Rabbuk…

Rabbuna…

Wa Rabbukum…

Ehud, Ehud, Ehud, "Yaa khaalid"…

Ketukan Pahat, Souq Gomah. Tanta, 0738080809.

Yurga


Ya Rabb, aku tahu
Kesakitan hanya salah satu esensi tanda kehidupan
Dalam dunia

Fainnaka Syaafi
Kalaupun Engkau ciptakan kesakitan
Maka turunkanlah kesembuhan
Untuk kekasih dan Ibuku

Pesan Dari Hamparan Gunung. Souq Gomah, 1902080809.

Diam


Diam, ya sudah diam saja

Hemat dan pelihara tenaga Bapak Ibumu

Alah mak, jang!!

Jangan pernah bercita-cita dan bermimpi menjadi keparat di depan orang tuamu

Tanta, 08-08-2009

Bunga Rampai Pelipur Lara

Terjepit pada jurang ketidakpastian, sepasang mata lelah mencoba menatap harapan usang jauh diujung tatapannya, ia selalu saja berkoar tentang dua kata "harapan dan berharap".

Dua buah kata pelipur lara bagi Sang Nuri dalam sangkar emas. Seperti berbicara dengan sebuah cermin. Diam di balas diam, gerak di balas gerak, tertawa iapun ikut, menangis iapun pilu. Ia lakukan secara literal tetapi kosong dalam substansi. oh Tuhan, lagi-lagi terbentur pada sang harapan. Ya harapan, butiran beras yang menggiring seekor unggas yang bersungut-sungut karena lapar atau memang obsesi dalam hidupnya.

Bodoh. Tapi, toh memang esensi manusia pada sisi lainnya adalah seekor hewan, ya sifat hewani. Bisa jadi sejenis primata yang merayap ditebing metropolitan tetapi bertubuh Einstein atau mungkin sesosok pemuda kurus seperti JP. Coen yang mengembara ke Venesia.

jenuhnya mengharap tanpa perasaan yang sama, atau setidaknya Sang Nuri tak merasakan hal yang sebaliknya.

Dan, hampa …

Berwujud tapi tak terlihat
Dekat tapi teramat jauh.

Ya!!
"harapan dan berharap, dua kata yang selalu bernyanyi dalam sangkar emas".

Kinanah Berdebu. Tanta, 1427070809.

Bisik Melati Putih



Mencintai setiap desah nafas kehidupanmu
Bukan hanya sekedar tarian tangan Tuhan lewat ketentuanNya

Wangi lilitan melati putih di antara bibirmu
Terus saja menjadi manifestasi harapan baru

Aah ...
Tuhan selalu saja memujimu di depanku
Dan mengujiku di hadapanmu

Siberbay, 07-08-2009